kmu blak balik aja toh naaaaaaak.......
+5
Y.U.R.I
aruvin raneroe
Kazuma Ashford
Hirukie Lamperouge
shiro si anjing putih
9 posters
Fanfic by Shiro
ayasagi daimonji- Pact Maker of The Speed
- Jumlah posting : 3991
Points : 4009
Reputation : 1
Join date : 13.11.09
Age : 30
Lokasi : inaba
- Post n°91
Re: Fanfic by Shiro
Y.U.R.I- Angle From The Hell
- Jumlah posting : 3817
Points : 3832
Reputation : 3
Join date : 26.09.09
Age : 29
Lokasi : Kyushu
- Post n°92
Re: Fanfic by Shiro
iya nih, mentang mentang 'shiro'
*apa hubungannya?!*
*apa hubungannya?!*
ayasagi daimonji- Pact Maker of The Speed
- Jumlah posting : 3991
Points : 4009
Reputation : 1
Join date : 13.11.09
Age : 30
Lokasi : inaba
- Post n°93
Re: Fanfic by Shiro
iya dasar anjing putih,,,,,,,poeng???
Y.U.R.I- Angle From The Hell
- Jumlah posting : 3817
Points : 3832
Reputation : 3
Join date : 26.09.09
Age : 29
Lokasi : Kyushu
- Post n°94
Re: Fanfic by Shiro
bener bener ngilang ya anaknya~
=______=
=______=
ayasagi daimonji- Pact Maker of The Speed
- Jumlah posting : 3991
Points : 4009
Reputation : 1
Join date : 13.11.09
Age : 30
Lokasi : inaba
- Post n°95
Re: Fanfic by Shiro
ga da baunya blas,,,,,duh kaya apa aja tuh,,ha
Yami no Hime Ovan- Jigoku no Ohime-sama
- Jumlah posting : 954
Points : 980
Reputation : 0
Join date : 11.11.09
Age : 28
Lokasi : hidden forbidden hades : wailing capital wald uberlisterin
- Post n°96
Re: Fanfic by Shiro
tanya dewa bumi aja.. *gaya kera sakti*
Hirukie Lamperouge- The Dark Lord
- Jumlah posting : 1968
Points : 2017
Reputation : 3
Join date : 28.09.09
Age : 29
Lokasi : di atas tanah aku berpijak
- Post n°97
Re: Fanfic by Shiro
Yami no Hime Ovan wrote:tanya dewa bumi aja.. *gaya kera sakti*
idih, jaman skarang pake tanya2 dewa bumi...
pake GPS khusus anjing doong !
*OOT*
Yami no Hime Ovan- Jigoku no Ohime-sama
- Jumlah posting : 954
Points : 980
Reputation : 0
Join date : 11.11.09
Age : 28
Lokasi : hidden forbidden hades : wailing capital wald uberlisterin
- Post n°98
Re: Fanfic by Shiro
dewa bumi lebih akurat ==b
- Spoiler:
Don't kick me naruu~
shiro si anjing putih- Lucifer the Evil
- Jumlah posting : 115
Points : 150
Reputation : 0
Join date : 18.09.09
Age : 32
Lokasi : Somewhere middle of nowhere
- Post n°99
Re: Fanfic by Shiro
Permintaan Maaf-gue…
Jangan marah ya, my lovely readers!
Life is gettin’ hard… Mid test-homeworks-shit happens-and damn!
Now, I get my new notbuk! WOKOKOKO!
Side Story
:: Little!SasukexLittle!Naru
Warnings:: FLUFF my baby! Fluff! Chibi-chibi lovu-LOVUU
Disclaimer:: Hell, not even in my dream! Life is sucks ya now?
Berdasarkan Serial TV ‘Princess Hours’ dan,
Manga Korea berjudul ‘Goong’ by Park, So Hee.
.
--------------------------Ai_Shirohime---------------------Presenta------------------------
------------------------------------------Palace_Story-----------------------------------------
.
This is our Promise.
.
Tangannya yang mungil menggapai ranting paling indah, terselimuti untaian bunga pink, pandangan matanya lurus menatap kelopak-kelopak bunga sakura, luluh jatuh perlahan. “Ugh…” Krek! Satu ranting patah digenggamannya, senyum menghiasi wajah anak kecil itu.
“Hihihi…”
Sesuai janji, ia akan membawa ranting yang dipenuhi kelopak bunga sakura ini ke kakeknya. Kaki-kaki kecil berlarian di bawah langit musim semi yang tiada berawan, dengan perasaan riang ia menyongsong sosok sang kakek sebelum menabrak sesuatu, atau seseorang lebih tepatnya.
“Ueh!”
Tubuh mungil si anak kecil tersungkur ke atas jalan taman, ranting yang dipegangnya tadi terlempar jauh dan menyisakan luka di lutut, timbul akibat bergesekan dengan batu-batu kasar. Dalam hitungan detik, air mata sudah memenuhi kelopak mata dan bersiap terisak-isak.
“UEEEEE!!”
Uchiha Sasuke, tidak akan pernah menyangka hari dimana ia seharusnya bermain dengan tenang di bawah hamburan bunga Sakura di bulan april kini rusak akibat tangisan seorang balita? Well, ia pun tidak lebih dari balita, meski enggan mengakui, namun ia seorang bangsawan, oh please!
“Oi! Oi!” Ia sadar, ini merupakan kesalahannya juga, berjalan tanpa melihat ada seseorang yang berlari kearahnya. Panggilan dari Sasuke, rupanya tidak menyurutkan tangis balita ini, sedikit kesal, Sasuke dengan kasar menarik tangan si balita yang melipat di bawah muka.
“OI!”
Uzumaki Naruto, hanya ingin membawakan sang kakek seranting bunga sakura guna menghiasi rumah mungilnya. Siapa yang menyangka, hari indah ini terusik oleh kedatangan tak terduga?
“Sa-Saaaaakiiiiit…!!”
Si bangsawan terhipnotis oleh bola mata biru besar yang menghiasi wajah mungil kecoklatan, pipi chubby itu basah akibat air mata, bersinar terang tertimpa sinar matahari. Dalam hati ia berbisik pada sosok menawan dihadapannya ini ‘Cantik’…
“Ah…” Sasuke mendesis pelan, saat si pemilik tangan menarik diri dari pegangannya, mata hitam si bangsawan berkilatan menusuri untaian rambut pirang keemasan yang terbang pelan tertiup angin bulan april.
Bibir kemerahan itu mengerucut, sambil mengusap-usap sisa air mata di setiap pipinya, tanpa disadari, Sasuke menegup ludahnya. Naruto menatap sinis ke arah si bangsawan, yang masih berdiri menatapnya tanpa berkedip. “Ganti rugi!”
Lalu dalam hitungan detik, Sasuke mengerjap tidak percaya ke arah Naruto, yang kini menempelkan perban ke lututnya, berdarah dan sedikit kotor. “Ganti rugi apa?!” Tidak mau lagi terhipnotis, anggota bangsawan itu membuang pandangannya ke arah lain. Sementara si pirang, setelah selesai membersihkan dan mengobati lukanya, mendekati ranting sakura yang tergolek di atas jalan taman, patah dan rusak. “Ini!” Katanya sembari menunjukkan ranting cacat itu ke depan muka Sasuke.
“Heh?”
.
Sekali lagi, Uchiha Sasuke mengingat apa yang terjadi semenjak meninggalkan istana hari ini. Rencana pertama adalah bangun pagi, bersiap, sarapan dengan ibu dan jalan-jalan sendirian di taman dekat istana. Karena kemenangannya atas kejuaraan biola baru-baru ini, ia diperbolehkan membeli es krim di stand taman dekat istana yang terkenal lezat.
Entah kenapa sekarang semua rencana yang disusunnya masak-masak, kini hancur berceceran, terburai dan malah berubah jadi mimpi buruk!
“Aku nggak mau tau, ya… Pokoknya ambilkan ranting bunga sakura paling bagus di pohon ini!”
Balita ini… GRR!! Dalam umurnya yang masih singkatnya, lebih tepatnya 8tahun, baru sekali ini ia merasa kesal setengah mati dan dipaksa oleh seorang balita memanjat pohon sakura! Ia sudah bersiap lari, sebelum dihentikan oleh tangisan palsu dari si balita yang juga mengancam akan memanggil orang tuanya. “CHE!!”
“Dilarang mengeluh! Cepetan ambilin, aku rantingnya!”
Dari atas sini, balita itu terlihat kecil dan begitu cute, tetapi siapa sangka balita ini adalah setan yang berjalan diatas 2 kaki? Oh, god! “Che…”
Lalu, tak lama Sasuke menemukan juga seranting penuh Sakura, ia turun perlahan-lahan,tidak ingin mengotori setelan jas terbaru yang didapatnya. Keringat sedikit membasahi untaian poni yang sedikit panjang, masuk kedalam mata, perih mulai dirasakan. Dengan segera, si Pirang menempelkan saputangannya ke depan wajah Sasuke.
“Huh?” Mata hitam Sasuke yang tidak perih menatap sosok Naruto yang tersenyum lebar ke arahnya.
“Arigatou, ne!!”
Angin semilir melewati tubuhnya, ada perasaan bergetar membuat Sasuke mengerjab untuk merasakan ulang apa yang baru saja terjadi. Lalu, tanpa melepaskan pikirannya dari si Pirang ia, mengelap mata yang perih menggunakan saputangan pemberian Naruto, samar-samar tercium bau jeruk dari kain putih itu. Membuatnya terbuai cukup lama.
“Hey! Kamu mau eskrim?”
“Huh?” Suara balita itu memecahkan keheningan.
“Ayo-ayo! Disana ada kedai eskrim! Enak deh, aku sama kakek suka makan eskrim! Aku suka rasa orange! Kamu suka rasa apa? Ne, ne?”
“….”
“Hallo? Kenapaaaa?” Naruto menarik telapak tangan Sasuke hanya untuk mengaitkan dengan miliknya, tangannya yang lain memegangi ranting Sakura. Sementara Sasuke, yang masih menempelkan saputangan di depan kelopak mata, hanya ternganga saat merasakan tubuhnya ditarik ke arah yang tidak diketahui. Lalu, tiba-tiba mereka berheneti, di sebuah kedai, kedai eskrim?
“Aku mau rasa Orange, satu!! Eh,kamu mau rasa apa?”
“Huh?” Sasuke memandangi sosok balita mungil itu, berjinjit memesan eskrim di depan kedai, sang penjual hanya tersenyum menahan tawa. Entah kenapa, ia merasa mengetahui asal muasal senyum itu.
“Rasa eskrrriiimmm!!” Cetus Naruto, mengembalikan Sasuke kea lam nyata,
“Va-vanilla…” bisik si Uchiha, ada blush kecil di masing-masing pipinya.
Naruto tersenyum lebar, lalu kembali memesan dengan mata berbinar-binar, “Satu lagi rasa Vanilla, pake coffee toping yaa!”
“Eh? Bagaimana dia tau toping kesukaanku?
“Ini!!”
Entah harus bagaimana, Sasuke hanya bisa menerima cone eskrim dari tangan mungil balita di depannya itu dengan muka blank. Ia menjilati permukaan eskrim yang dingin, menatap muka chubby yang kini mengkopi kegiatannya. Untuk beberapa menit, Sasuke mendapati dirinya tercengang saat menyadari, rencana yang ia kira hancur berantakan ternyata sudah berjalan lancar, bahkan lebih baik dari ia perkirakan.
Sudah sejak lama, ia ingin memanjat pohon Sakura di taman ini, tetapi suara-suara larangan selalu menghantui dirinya dan menahan keinginan untuk naik. Ia pun sedikit sekali berinteraksi dengan anak-anak sebayanya, bermain dan berlari-larian di lapangan bermain, makan eskrim serta makan dengan cara ‘anak kecil’.
Ia terhenyak, duduk di atas kursi di samping kedai eskrim yang jadi tujuan terakhirnya hari ini. Di hadapannya, ia mendapati lapangan bermain yang hampir kosong. Matahari senja sudah mulai turun, tergelincir keperaduan, namun pikiran yang menyuruhnya untuk pulang sudah tergantikan oleh suara bertekanan tinggi milik si blonde.
“Menyenangkan sekali ‘kan?!” Naruto melebarkan tangannya, ia berada di puncak perosotan, sementara Sasuke masih memanjat tangga perosotan, menatap siluet tubuh mungil Naruto yang tertimpa matahari. Rambut pirangnya, seperti berwarna keemasan,dari sela-sela helainya sinar matahari menembus. Semakin membuatnya indah dan menggagumi sosok itu. Ia pun bertanya-tanya, kemana perginya perasaan tidak suka tadi, “Rasanya kayak terbaaaang…” Gelak tawa mengisi pendengaran Sasuke, “Hey! Giliranmu mencoba!”
Naruto merosot turun dari perosotan, debu-debu menempel di tshirtnya, ia menatap Sasuke yang berdiri seperti orang bodoh di atas puncak perosotan. “Ayo cobaa!!” Teriak Naruto, membuat Sasuke sedikit terhentak, “Eh?”
“Bentangkan tanganmu!”
Ia melakukan apa yang diperintahkan Naruto, biarpun sedikit takut, “Begini?”
Mata hitam Sasuke melembut menemui senyuman lebar di muka Naruto, “Iya!! Coba pejamkan mata dan rasain anginnya! Kayak terbang!!” Kelopak mata Sasuke menutup perlahan, membiarkan diri rileks dengan ayunan angin yang sedari tadi menerbangkan rambutnya yang menjuntai. Benar, rasanya seperti terbang, bebas dan Sasuke benar-benar menyukai hal ini!
“Hey! Sudah dulu ya, aku harus pulang!”
Sasuke tersentak, “Pu-pulang?”
“Iya pulang! Besok kamu ke sini lagi, ya! Giliranmu beliin aku eskrim besok!” Naruto tertawa sambil mengayunkan ranting Sakura digenggamannya, “Terima kasih buat Sakuranya!! Jaa ne!” Sasuke menangkap kilatan mata biru besar si balita, dan memastikan dirinya tidak akan lupa dengan mata itu. “Jaa…”
Dan sosok mungil balita berambut pirang itu menghilang, di jalan taman yang kosong. Semilir angin sore, menerbangkan beberapa kelopak Sakura. Sasuke masih merasakan kekosongan melanda otak dan hatinya, ia bertanya-tanya apa ini? Kenapa hanya dengan senyuman balita itu jantungnya seperti melompat?
“Aku pasti kena marah ibu…”
Matahari benar-benar tenggelam, saat Mikoto memeluk Sasuke yang masih berada di taman. Sasuke menaruh muka, kedada sang ibu, ia masih belum bisa menurunkan adrenalin yang sedari tadi dirasakannya.
“Bu…”
“Sasuke… Paman hari ini meninggal…”
“P-paman?”
“Iya, sayang… Ayo, kita pulang…”
Sasuke memegangi tangan ibunya, berjalan kembali ke istana, dan menyesali suatu hal. Ia lupa menanyakan nama anak itu! Hah… tenang saja, ia besok janji akan ke sini lagi ‘kan?
Aku pasti ke sini lagi… Tunggu aku, balita pirang.
.
.
.
END OF SIDE STORY
.
.
.
Well, guys… Waktu umur Sasuke 8tahun setelah kematian pamannya aka bapak Gaara, dia diangkat jadi putra mahkota. Dia gak pernah ketemu lagi dengan si bocah pirang, wkwkwkw… Karena dia gak boleh keluar istana selama 4thn untuk menjalani pelajaran khusus di sekolah Istana. So, guys wotchu thin’?
Thankyouuu buat ngereview! Dan orang-orang yang sms ke gue, bertanya-tanya kapan update… Hihihi, life is getting hard guys! Tapi, gue akan teteup berusaha!
Jangan marah ya, my lovely readers!
Life is gettin’ hard… Mid test-homeworks-shit happens-and damn!
Now, I get my new notbuk! WOKOKOKO!
Side Story
:: Little!SasukexLittle!Naru
Warnings:: FLUFF my baby! Fluff! Chibi-chibi lovu-LOVUU
Disclaimer:: Hell, not even in my dream! Life is sucks ya now?
Berdasarkan Serial TV ‘Princess Hours’ dan,
Manga Korea berjudul ‘Goong’ by Park, So Hee.
.
--------------------------Ai_Shirohime---------------------Presenta------------------------
------------------------------------------Palace_Story-----------------------------------------
.
This is our Promise.
.
Tangannya yang mungil menggapai ranting paling indah, terselimuti untaian bunga pink, pandangan matanya lurus menatap kelopak-kelopak bunga sakura, luluh jatuh perlahan. “Ugh…” Krek! Satu ranting patah digenggamannya, senyum menghiasi wajah anak kecil itu.
“Hihihi…”
Sesuai janji, ia akan membawa ranting yang dipenuhi kelopak bunga sakura ini ke kakeknya. Kaki-kaki kecil berlarian di bawah langit musim semi yang tiada berawan, dengan perasaan riang ia menyongsong sosok sang kakek sebelum menabrak sesuatu, atau seseorang lebih tepatnya.
“Ueh!”
Tubuh mungil si anak kecil tersungkur ke atas jalan taman, ranting yang dipegangnya tadi terlempar jauh dan menyisakan luka di lutut, timbul akibat bergesekan dengan batu-batu kasar. Dalam hitungan detik, air mata sudah memenuhi kelopak mata dan bersiap terisak-isak.
“UEEEEE!!”
Uchiha Sasuke, tidak akan pernah menyangka hari dimana ia seharusnya bermain dengan tenang di bawah hamburan bunga Sakura di bulan april kini rusak akibat tangisan seorang balita? Well, ia pun tidak lebih dari balita, meski enggan mengakui, namun ia seorang bangsawan, oh please!
“Oi! Oi!” Ia sadar, ini merupakan kesalahannya juga, berjalan tanpa melihat ada seseorang yang berlari kearahnya. Panggilan dari Sasuke, rupanya tidak menyurutkan tangis balita ini, sedikit kesal, Sasuke dengan kasar menarik tangan si balita yang melipat di bawah muka.
“OI!”
Uzumaki Naruto, hanya ingin membawakan sang kakek seranting bunga sakura guna menghiasi rumah mungilnya. Siapa yang menyangka, hari indah ini terusik oleh kedatangan tak terduga?
“Sa-Saaaaakiiiiit…!!”
Si bangsawan terhipnotis oleh bola mata biru besar yang menghiasi wajah mungil kecoklatan, pipi chubby itu basah akibat air mata, bersinar terang tertimpa sinar matahari. Dalam hati ia berbisik pada sosok menawan dihadapannya ini ‘Cantik’…
“Ah…” Sasuke mendesis pelan, saat si pemilik tangan menarik diri dari pegangannya, mata hitam si bangsawan berkilatan menusuri untaian rambut pirang keemasan yang terbang pelan tertiup angin bulan april.
Bibir kemerahan itu mengerucut, sambil mengusap-usap sisa air mata di setiap pipinya, tanpa disadari, Sasuke menegup ludahnya. Naruto menatap sinis ke arah si bangsawan, yang masih berdiri menatapnya tanpa berkedip. “Ganti rugi!”
Lalu dalam hitungan detik, Sasuke mengerjap tidak percaya ke arah Naruto, yang kini menempelkan perban ke lututnya, berdarah dan sedikit kotor. “Ganti rugi apa?!” Tidak mau lagi terhipnotis, anggota bangsawan itu membuang pandangannya ke arah lain. Sementara si pirang, setelah selesai membersihkan dan mengobati lukanya, mendekati ranting sakura yang tergolek di atas jalan taman, patah dan rusak. “Ini!” Katanya sembari menunjukkan ranting cacat itu ke depan muka Sasuke.
“Heh?”
.
Sekali lagi, Uchiha Sasuke mengingat apa yang terjadi semenjak meninggalkan istana hari ini. Rencana pertama adalah bangun pagi, bersiap, sarapan dengan ibu dan jalan-jalan sendirian di taman dekat istana. Karena kemenangannya atas kejuaraan biola baru-baru ini, ia diperbolehkan membeli es krim di stand taman dekat istana yang terkenal lezat.
Entah kenapa sekarang semua rencana yang disusunnya masak-masak, kini hancur berceceran, terburai dan malah berubah jadi mimpi buruk!
“Aku nggak mau tau, ya… Pokoknya ambilkan ranting bunga sakura paling bagus di pohon ini!”
Balita ini… GRR!! Dalam umurnya yang masih singkatnya, lebih tepatnya 8tahun, baru sekali ini ia merasa kesal setengah mati dan dipaksa oleh seorang balita memanjat pohon sakura! Ia sudah bersiap lari, sebelum dihentikan oleh tangisan palsu dari si balita yang juga mengancam akan memanggil orang tuanya. “CHE!!”
“Dilarang mengeluh! Cepetan ambilin, aku rantingnya!”
Dari atas sini, balita itu terlihat kecil dan begitu cute, tetapi siapa sangka balita ini adalah setan yang berjalan diatas 2 kaki? Oh, god! “Che…”
Lalu, tak lama Sasuke menemukan juga seranting penuh Sakura, ia turun perlahan-lahan,tidak ingin mengotori setelan jas terbaru yang didapatnya. Keringat sedikit membasahi untaian poni yang sedikit panjang, masuk kedalam mata, perih mulai dirasakan. Dengan segera, si Pirang menempelkan saputangannya ke depan wajah Sasuke.
“Huh?” Mata hitam Sasuke yang tidak perih menatap sosok Naruto yang tersenyum lebar ke arahnya.
“Arigatou, ne!!”
Angin semilir melewati tubuhnya, ada perasaan bergetar membuat Sasuke mengerjab untuk merasakan ulang apa yang baru saja terjadi. Lalu, tanpa melepaskan pikirannya dari si Pirang ia, mengelap mata yang perih menggunakan saputangan pemberian Naruto, samar-samar tercium bau jeruk dari kain putih itu. Membuatnya terbuai cukup lama.
“Hey! Kamu mau eskrim?”
“Huh?” Suara balita itu memecahkan keheningan.
“Ayo-ayo! Disana ada kedai eskrim! Enak deh, aku sama kakek suka makan eskrim! Aku suka rasa orange! Kamu suka rasa apa? Ne, ne?”
“….”
“Hallo? Kenapaaaa?” Naruto menarik telapak tangan Sasuke hanya untuk mengaitkan dengan miliknya, tangannya yang lain memegangi ranting Sakura. Sementara Sasuke, yang masih menempelkan saputangan di depan kelopak mata, hanya ternganga saat merasakan tubuhnya ditarik ke arah yang tidak diketahui. Lalu, tiba-tiba mereka berheneti, di sebuah kedai, kedai eskrim?
“Aku mau rasa Orange, satu!! Eh,kamu mau rasa apa?”
“Huh?” Sasuke memandangi sosok balita mungil itu, berjinjit memesan eskrim di depan kedai, sang penjual hanya tersenyum menahan tawa. Entah kenapa, ia merasa mengetahui asal muasal senyum itu.
“Rasa eskrrriiimmm!!” Cetus Naruto, mengembalikan Sasuke kea lam nyata,
“Va-vanilla…” bisik si Uchiha, ada blush kecil di masing-masing pipinya.
Naruto tersenyum lebar, lalu kembali memesan dengan mata berbinar-binar, “Satu lagi rasa Vanilla, pake coffee toping yaa!”
“Eh? Bagaimana dia tau toping kesukaanku?
“Ini!!”
Entah harus bagaimana, Sasuke hanya bisa menerima cone eskrim dari tangan mungil balita di depannya itu dengan muka blank. Ia menjilati permukaan eskrim yang dingin, menatap muka chubby yang kini mengkopi kegiatannya. Untuk beberapa menit, Sasuke mendapati dirinya tercengang saat menyadari, rencana yang ia kira hancur berantakan ternyata sudah berjalan lancar, bahkan lebih baik dari ia perkirakan.
Sudah sejak lama, ia ingin memanjat pohon Sakura di taman ini, tetapi suara-suara larangan selalu menghantui dirinya dan menahan keinginan untuk naik. Ia pun sedikit sekali berinteraksi dengan anak-anak sebayanya, bermain dan berlari-larian di lapangan bermain, makan eskrim serta makan dengan cara ‘anak kecil’.
Ia terhenyak, duduk di atas kursi di samping kedai eskrim yang jadi tujuan terakhirnya hari ini. Di hadapannya, ia mendapati lapangan bermain yang hampir kosong. Matahari senja sudah mulai turun, tergelincir keperaduan, namun pikiran yang menyuruhnya untuk pulang sudah tergantikan oleh suara bertekanan tinggi milik si blonde.
“Menyenangkan sekali ‘kan?!” Naruto melebarkan tangannya, ia berada di puncak perosotan, sementara Sasuke masih memanjat tangga perosotan, menatap siluet tubuh mungil Naruto yang tertimpa matahari. Rambut pirangnya, seperti berwarna keemasan,dari sela-sela helainya sinar matahari menembus. Semakin membuatnya indah dan menggagumi sosok itu. Ia pun bertanya-tanya, kemana perginya perasaan tidak suka tadi, “Rasanya kayak terbaaaang…” Gelak tawa mengisi pendengaran Sasuke, “Hey! Giliranmu mencoba!”
Naruto merosot turun dari perosotan, debu-debu menempel di tshirtnya, ia menatap Sasuke yang berdiri seperti orang bodoh di atas puncak perosotan. “Ayo cobaa!!” Teriak Naruto, membuat Sasuke sedikit terhentak, “Eh?”
“Bentangkan tanganmu!”
Ia melakukan apa yang diperintahkan Naruto, biarpun sedikit takut, “Begini?”
Mata hitam Sasuke melembut menemui senyuman lebar di muka Naruto, “Iya!! Coba pejamkan mata dan rasain anginnya! Kayak terbang!!” Kelopak mata Sasuke menutup perlahan, membiarkan diri rileks dengan ayunan angin yang sedari tadi menerbangkan rambutnya yang menjuntai. Benar, rasanya seperti terbang, bebas dan Sasuke benar-benar menyukai hal ini!
“Hey! Sudah dulu ya, aku harus pulang!”
Sasuke tersentak, “Pu-pulang?”
“Iya pulang! Besok kamu ke sini lagi, ya! Giliranmu beliin aku eskrim besok!” Naruto tertawa sambil mengayunkan ranting Sakura digenggamannya, “Terima kasih buat Sakuranya!! Jaa ne!” Sasuke menangkap kilatan mata biru besar si balita, dan memastikan dirinya tidak akan lupa dengan mata itu. “Jaa…”
Dan sosok mungil balita berambut pirang itu menghilang, di jalan taman yang kosong. Semilir angin sore, menerbangkan beberapa kelopak Sakura. Sasuke masih merasakan kekosongan melanda otak dan hatinya, ia bertanya-tanya apa ini? Kenapa hanya dengan senyuman balita itu jantungnya seperti melompat?
“Aku pasti kena marah ibu…”
Matahari benar-benar tenggelam, saat Mikoto memeluk Sasuke yang masih berada di taman. Sasuke menaruh muka, kedada sang ibu, ia masih belum bisa menurunkan adrenalin yang sedari tadi dirasakannya.
“Bu…”
“Sasuke… Paman hari ini meninggal…”
“P-paman?”
“Iya, sayang… Ayo, kita pulang…”
Sasuke memegangi tangan ibunya, berjalan kembali ke istana, dan menyesali suatu hal. Ia lupa menanyakan nama anak itu! Hah… tenang saja, ia besok janji akan ke sini lagi ‘kan?
Aku pasti ke sini lagi… Tunggu aku, balita pirang.
.
.
.
END OF SIDE STORY
.
.
.
Well, guys… Waktu umur Sasuke 8tahun setelah kematian pamannya aka bapak Gaara, dia diangkat jadi putra mahkota. Dia gak pernah ketemu lagi dengan si bocah pirang, wkwkwkw… Karena dia gak boleh keluar istana selama 4thn untuk menjalani pelajaran khusus di sekolah Istana. So, guys wotchu thin’?
Thankyouuu buat ngereview! Dan orang-orang yang sms ke gue, bertanya-tanya kapan update… Hihihi, life is getting hard guys! Tapi, gue akan teteup berusaha!
Yami no Hime Ovan- Jigoku no Ohime-sama
- Jumlah posting : 954
Points : 980
Reputation : 0
Join date : 11.11.09
Age : 28
Lokasi : hidden forbidden hades : wailing capital wald uberlisterin
- Post n°100
Re: Fanfic by Shiro
akhirnya balik juga nih orang satu....
woo menyedihkan sekali.. harus pisah
woo menyedihkan sekali.. harus pisah
shiro si anjing putih- Lucifer the Evil
- Jumlah posting : 115
Points : 150
Reputation : 0
Join date : 18.09.09
Age : 32
Lokasi : Somewhere middle of nowhere
- Post n°101
Re: Fanfic by Shiro
HAHAHAHA YO MINNA
kursitamu- Jumlah posting : 2
Points : 2
Reputation : 0
Join date : 23.07.15
- Post n°102
Mlongo
Waaaa keren banget ini, koniciwaaa kekekeke
|
|